perahu Nabi Nuh ditemukan di Turki

16/05/2010 11:52

Situs kapal yang dipercaya sebagai bekas kapal Nabi Nuh telah ditemukan di wilayah Turki dekat perbatasan Iran. Di sekitarnya ditemukan pula jangkar batu, reruntuhan bekas pemukiman, dan ukiran dari batu. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di website www.noahsark-naxuan.com. Kayu dari perahu tersebut sudah tidak ada lagi. Yang ada hanya sebuah bentuk simetris raksasa seperti perahu. Diduga tanah, debu dan batuan vulkanis yang memiliki usia bebeda-beda telah masuk kedalam perahu tersebut selama bertahun-tahun sehingga memadat dan membentuk sesuai bentuk perahu.

1. Awal Penemuan

Pemotretan awal oleh Angkatan Udara AS di tahun 1949 tentang adanya benda aneh di atas Gunung Ararat-Turki, dengan ketinggian 14.000 feet (sekitar 4.600 meter)

Kemudian, awal tahun 1960, berita dalam Life Magazine: Pesawat Tentara Nasional Turki menangkap sebuah benda mirip perahu di puncak gunung Ararat yang panjangnya 500 kaki (150 meter) yang diduga perahu Nabi Nuh AS (The Noah’s Ark)

Dengan peta Google Earth ketinggian (altitude) setiap titik di permukaan bumi dapat diketahui. Berdasarkan peta ini, lokasi situs perahu Nabi Nuh terletak pada ketinggian/level sekitar 2000. Lokasinya di kaki bukit yang agak rata. Sedangkan di daerah sekitarnya masih ada lembah raksasa yang memiliki level jauh lebih rendah. Jadi, perahu Nabi Nuh mendarat pada saat banjir masih belum benar-benar surut. Hal ini juga menunjukkan bahwa kondisi topografi di sekitar situs perahu Nabi Nuh sangat mendukung untuk terjadinya banjir besar Daerah itu merupakan cekungan (basin) raksasa luasnya jauh melebihi luas cekungan Bandung yaitu mencapai sekitar 9-10 juta Ha (70% luas pulau Jawa). Banjir pada saat itu akan seperti lautan karena puncak bukit setinggi 5000 m tidak akan nampak pada jarak 250 km (sebab bumi bulat). Lingkup banjir pada saat perahu Nabi Nuh mendarat dapat dilacak dengan membuat garis ketinggian yang menelusuri level yang sama dengan level dimana perahu ditemukan. Jadi perlu membuat garis kontur yang melalui situs perahu tersebut. Google Earth memiliki fasilitas untuk membuat garis (path line) yang dapat menelusuri permukaan bumi yang berlevel sama sehingga membentuk sebuah garis kontur.

Luas area banjir pada level 1530 ini sekitar 4 juta ha. Panjang lingkup banjir ini sekitar 560 km (sekitar 3/4 panjang pulau Jawa).

Kapan banjir nabi Nuh terjadi? Perlu diketahui bahwa danau yang berlokasi di wilayah Iran (lihat peta) tersebut tidak memiliki saluran/sungai keluar. Danau itu sekarang levelnya sekitar 1266m dan ketika banjir Nuh mulai surut air terjebak didalamnya pada level sekitar 1517m. Jadi permukaan air danau itu mengalami penurunan, sampai sekarang beda levelnya sekitar 250 m. Air menyusut kemungkinan melalui penguapan (evaporasi) dan rembesan bawah tanah (infiltrasi). Sebagai contoh perhitungan sederhana, jika air danau surut rata-rata 5 cm pertahun, maka banjir terjadi pada (250/0.05×1tahun =) 5000 tahun yang lalu. Tapi untuk perhitungan yang tepat perlu penelitian ilmiah. Untuk menyelidiki kecepatan penurunan perlu diolah data statistik naik turunnya permukaan air danau beserta data lain yang berpengaruh (tingkat penguapan, permeabilitas tanah/batuan sekitar, curah hujan, bentuk danau, catchment area). Kemudian dengan menggunakan persamaan matematika yang sesuai dapat diketahui kapan terjadinya banjir nabi Nuh.

Benda-benda terapung yang terbawa banjir akan hanyut keluar area melalui outlet terdekat. Ada juga yang hanyut melalui outlet I menuju laut Kaspia. Namun, Perahu Nabi Nuh terlindung di balik bukit Ararat sehingga tidak hanyut (lihat peta). Benda-benda yang tenggelam pada akhirnya akan tergusur hancur (kecuali barang dari batu dan logam) oleh kekuatan air keluar melalui outlet I menuju laut Kaspia. Kekuatan dorongan air akan lebih hebat daripada luapan air tsunami. Reruntuhan atau pecahannya sekarang mungkin terkubur di sekitar pantai laut Kaspia dekat outlet I yang banyak mengandung endapan tanah lumpur yang terbawa banjir. Mungkin disitulah terletak harta karun dari ribuan penduduk masa lampau. Belum ada informasi bahwa daerah ini pernah dilakukan penggalian arkeologi.

Dengan melihat kondisi topografi seperti ini maka dapat mendukung bahwa Banjir Nabi Nuh bersifat lokal tidak seluruh dunia karena

1. Ukuran perahu Nabi Nuh sekitar 153 m cukup untuk menampung manusia di bawah seratus orang, hewan ternak/peliharaan, serta makanan untuk dikonsumsi selama dan sesudah banjir. Jika perahu lebih besar dari itu, maka daya dukung perahu yang terbuat dari kayu untuk memuat seluruh binatang dimuka bumi diperkirakan tidak akan cukup. Lagi pula sangat sulit untuk mengumpulkan binatang dari seluruh penjuru dunia.
2. Sesuai dalam Alqur’an, Banjir Nuh terjadi karena do’a Nabi Nuh untuk membinasakan umatnya yang tidak beriman. Sedangkan umat Nabi Nuh tidak berada di seluruh dunia.
3. Jika seluruh dunia terendam maka airnya kemudian surut kemana.
4. Penyelidikan geologi tidak mendukung pernah terjadinya banjir di seluruh dunia.
Jika bersifat lokal, kenapa Nabi Nuh tidak mengungsi ke luar daerah? Pada kondisi topografi seperti itu untuk mengazab umat manusia lebih cocok menggunakan senjata banjir besar. Maka tidak akan ada tempat yang aman untuk manusia yang berada di luar perahu walaupun ditempat yang tinggi. Selain adanya udara sangat dingin (tidak ada sinar mata hari) dan angin kencang berhari-hari, air bah selalu mengancam dari setiap ketinggian baik di dalam lembah maupun di luar lembah. Bukit tertinggi di dalam lingkup cekungan lembah itu adalah puncak Ararat (sekitar 5000 m) yang gundul dan tepi dari cekungan tertinggi sekitar 3000 m sedangkan topografi di luar keliling tepi cekungan itu lebih rendah. Jika lari dari luar area tersebut yang jaraknya beratus kilometer itu pasti bakal di terjang air bah karena hujan azab turun tidak mungkin dibatasi pas pada sekeliling tepi lembah atau cekungan.

Namun penyelidikan dan penelitian perlu dilakukan terutama untuk penggalian arkeologi di sekitar outlet I pantai laut Kaspia. Barangkali disitu tertimbun benda-benda bersejarah peninggalan zaman Nabi Nuh yang akan menambah bukti kuat. Sejarah banjir Nabi Nuh menimbulkan banyak kontroversi antara para ilmuwan dan agamawan Kristiani dan Yahudi. Penyelidikan ini sangat penting untuk meredam petentangan antara mereka dan menjadikan peristiwa banjir Nabi Nuh ini adalah benar-benar menjadi pelajaran bagi umat manusia.